Sabtu, 24 September 2016

Macroeconomic Insight of September, 2016

Berita Ekonomi 

Uang tebusan yang telah diterima Pemerintah dalam program Amnesti Pajak hingga hari Kamis (22/9) telah mencapai sekitar IDR 35.6 triliun dengan total jumlah asset Wajib Pajak yang telah dideklarasikan mencapai sekitar IDR 1,478 triliun. JUmlah asset yang direpatriasi dari luar negeri tercatat mencapai sekitar IDR 35.6 triliun dan diperkirakan masih akan terus bertambah secara signifikan hingga akhir bulan nanti seiring dengan makin tingginya animo Wajib Pajak Besar untuk mengikuti program Amnesti Pajak tersebut. Hingga akhir periode pertama nanti kami perkirakan akan tercatat sekitar IDR 2,000 triliun asset wajib pajak yang dideklarasikan dengan jumlah penerimaan uang tebusan sekitar IDR 48 triliun.

Rapat Kerja antara Badan Anggaran DPR dan Pemerintah telah menyepakati sebagian rancangan target anggaran dalam postur APBN 2017 dimana defisit anggaran akan mencapai IDR 332 triliun atau sekitar 2.41% dari PDB yang diperkirakan mencapai sekitar  IDR 13,776 triliun. Pada tahun depan Pemerintah ditargetkan untuk menerbitkan sekitar IDR 404.3 triliun Surat Berharga Negara (SBN) sebagai sumber utama pendanaan defisit anggaran disamping melakukan pinjaman bilateral dan multilateral lainnya untuk menutupi defisit tersebut. RAPBN 2017 kami perkirakan akan memberikan gambaran yang semakin solid terkait dengan efisiensi dan efektifitas pengelolaan belanja negara yang cenderung pro kepada pembangunan infrastruktur dasar dan program sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuan 7DRR sebesar 25 basis poin dari 5.25% menjadi 5%. Keputusan tersebut diambil oleh BI dalam RDGBI yangdilaksanakan kemarin, Rabu-Kamis (21-22/9), dimana indikator makroekonomi domestik cenderung membaik dengan nilai tukar yang relatif stabil selama beberapa kuartal terakhir. Keputusan FOMC Meeting The Fed juga memberikan ruang gerak yang lebih longgar bagi BI untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan tersebut yang diharapkan akan mampu mendorong pertumbuhan pemberian kredit perbankan dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.


Perkiraan Nilai Tukar IDR 

Pada perdagangan hingga sore hari kemarin, Kamis (22/9), IDR tercatat berada dilevel  IDR 13,073 per USD dengan rentang perdagangan dikisaran IDR 13,050 - 13,145 per USD yang kembali menunjukkan pola mendatar dan melanjutkan stabilitas yang telah terjadi dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Sentimen positif pada perdagangan kemarin berasal dari keputus FOMC Meeting yang kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan FFR dilevel 0.5% sebagaimana telah diestimasi sebelumnya. Pada perdagangan IDR hari ini, Jumat (23/9), IDR kami perkirakan akan berada pada kisaran IDR 13,028 - 13,162 per USD (lihat Figure 1.) dimana sentimen positif dari keputusan RDGBI pada rapat kebijakan moneter kemarin memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan 7DRR sebesar 25 basis poin dari 5.25% menjadi 5.0%. Turunnya tingkat suku bunga acuan tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit perbankan dan meningkatkan konsumsi agregat masyarakat sehingga dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar